Sri Mulyani mengatakan, jika ini terjadi, perekonomian Indonesia bisa mengalami resesi
Laporan reporter Tribunnews.com Yanuar Riezqi Yovanda

Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap kondisi ekonomi mulai pulih untuk ketiga kalinya akibat dampak virus corona atau pandemi Covid-19 pada 2020. Kuartal keempat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perkiraan ini karena kebijakan pelonggaran PSBB dimulai dan peningkatan anggaran untuk menangani Covid-19 untuk mendorong konsumsi. Dengan pandemi Covid-19, bea cukai dan cukai memantau kestabilan harga rokok di pasar – tetapi Sri Mulyani yakin bahwa jika ekonomi Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan setidaknya selama dua kuartal berturut-turut, maka dapat pula terjadi resesi. Secara teknis, ini yang saya katakan, jika kuartal kedua dan ketiga juga negatif, kita bisa masuk ke dalam resesi. “Tingkat pertumbuhan pada triwulan ketiga bisa lebih tinggi dari 0%.
” Tingkat pertumbuhan pada triwulan ketiga antara 1,4% dan minus 1,6%. Pada saat yang sama, untuk kuartal keempat, ketika pengeluaran pemerintah dan langkah-langkah stimulus perdagangan mulai berlaku, kami perkirakan pertumbuhan akan melebihi 3%, atau 3,4%, “kata Sri Mulyani. Baca: BPS: Dampak pandemi Covid-19 membuat populasi penduduk Sepersepuluh pendapatan telah turun 7-tetapi mantan direktur pelaksana Bank Dunia menambahkan lagi bahwa pemerintah telah bersiap untuk skenario terburuk jika sepanjang tahun 2020 negatif.
“Atau, jika kita menggunakan sangat buruk Situasinya, yaitu angka negatif (untuk satu tahun penuh), mungkin di kuartal keempat, dan meningkat sekitar 1%. Oleh karena itu berada diantara 1% sampai 3,4%, maka dia menyimpulkan pada tahun 2020 angka positif akan menjadi negatif 0,4% sampai 1%.