Para ekonom melihat PSBB Volume II sebagai tanda resesi ekonomi

Laporan reporter Tribunnews.com Yanuar Riezqi Yovanda

Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Lembaga Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (Indef) menyatakan bahwa rilis edisi kedua “Kebijakan Pembatasan Sosial Massal” (PSBB) Jakarta DKI memiliki makna. — Peneliti Indef Izzudin Al Farras Adha mengatakan bahwa PSBB jilid kedua sebenarnya merupakan pertanda bahwa perekonomian Indonesia telah kembali ke nilai negatif pada triwulan III tahun 2020 atau sudah memasuki resesi, karena pada triwulan II sebelumnya negatif 5,32% Perempat.

Baca: Business Intelligence Diperkirakan Tumbuh Antara 4,8%-5,8% di 2021

Baca: Menteri Keuangan Sri Mulyani: Akibat PSBB Jakarta, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Lebih Rendah dari -2,1% – ” Ketika PSBB Volume II dirilis, sebenarnya secara resmi ditandai sebagai “dalam resesi karena pada kuartal kedua 5,32%.” Khusus di Jakarta, angka kontraksinya minus 8,22% yang artinya Jakarta sudah terpukul parah oleh PSBB Volume I. “Ia lebih longgar dari Volume I pada Kamis (17/9/2020) karena mampu memenuhi 25% kapasitas kantor. .

“Di masa lalu, PSBB’s rolls tidak diizinkan. Misalnya, sebuah restoran dapat lewat, meskipun Anda tidak memilikinya, Anda dapat mengambilnya. Izodine berkata:” Jika saya tidak diizinkan untuk makan di restoran di masa lalu, Lalu Ibukota. ”Namun perekonomian Jakarta akan mengalami pertumbuhan negatif lagi, meskipun ketika PSBB turun menjadi 8,22%, ekonominya tidak akan mencapai negatif. Artinya perekonomian Jakarta masih akan negatif pada triwulan III. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh pada perekonomian nasional hingga resesi. Kita tunggu saja BPS diumumkan awal November, dan 99% negara Indonesia sudah terjerumus ke dalam resesi. Pungkasnya.

Leave a Comment

download s128 apk_s128 apk_adu ayam saigon