Sekjen PBNU: Bank Syariah Indonesia Bisa Kembangkan Ekonomi Periklanan
Laporan Reporter Tribunnews.com Reynas Abdila-Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menilai keberadaan bank syariah telah membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia. Indonesia dapat menjadi tempat di mana peserta UMKM dapat memperoleh pembiayaan yang terjangkau serta program dan produk keuangan syariah lainnya. Pertama, harus ada formula dari perbankan syariah hingga model otorisasi. Mungkin karena kredit yang lemah, suku bunga rendah, dll. “Hermi kepada wartawan, Rabu (20/02/03). Indonesia masih butuh konfirmasi,” ujarnya.
“Jadi, sebagai sebuah negara Bank Syariah, katanya di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini kita berharap (BSI) bisa menjadi panutan bagi seluruh dunia. Indonesia menjadi yang tercepat di dunia. Catatan sejarah merger bank
KH Miftachul Akhyar, ketua MUI Pusat, mengatakan merger bank syariah milik negara merupakan salah satu bentuk persatuan pembangunan ekonomi syariah di negeri ini. Negara. Pepatah Arab mengatakan persatuan itu Ibarat tongkat, dan kalau disatukan bisa jadi orde pertama. Kekuatan. Kalau dilihat sendiri, ini perpecahan dan kelemahan, “kata Miftachul.
Baca juga: Chairman dan CEO: Bisnis Bank Syar Indonesia akan diatur dengan prinsip Maqashid Al-Syariah
Pada saat yang sama, Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar memperkirakan keberadaan Bank Syariah Indonesia akan semakin meningkat. mampu mengatasi tantangan ekonomi masa depan Indonesia.
“Ini akan membantu mengatasi tantangan utama pembangunan ekonomi nasional Indonesia,” kata Nasaruddin:

Bank Islam Indonesia secara resmi melakukan merger pada 1 Februari 2021, dan menggabungkan tiga bank syariah milik negara, masing-masing Yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRIsyariah Tbk. -Setelah merger, Bank Syariah Indonesia telah menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. – Hingga akhir tahun lalu, nilai aset ketiga bank yang bergabung dengan Bank Syariah Indonesia mencapai 240 triliun rupiah, permodalan melebihi 22,60 triliun rupiah, dana pihak ketiga (DPK) 210 triliun rupiah, dan total Modal 1,57 juta Miliar rupiah. -Selain itu, laba konsolidasi Bank Syariah Indonesia pada Desember 2020 mencapai Rp 2,19 triliun.