Bamsoet: Perkembangan ilmu pengetahuan nasional adalah kunci sukses negara di masa depan
TRIBUNNEWS.COM-Bambang Soesatyo, Ketua Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia, juga merupakan pendiri Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA). Di bawah latar belakang Pengenalan Kehidupan Kampus UNPERBA yang baru, ia memulai pidato publik pertamanya pada tahun ajaran kedua 2020-2021. Memberikan informasi nasional kepada mahasiswa melalui sosialisasi empat pilar MPR RI. Mengingat perkembangan visi kebangsaan generasi muda khususnya pelajar merupakan salah satu faktor penentu situasi masa depan Indonesia. Dalam proses beradaptasi dengan mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan pendidikan, mereka juga telah menguasai landasan pembentukan karakter bangsa. ”Ban Suet memperkenalkan empat pilar Konferensi Permusyawaratan Rakyat Indonesia Konferensi Kependudukan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di pusat kota Pubalinga. Berbicara Jawa, Rabu (20/7/10) -Menurut hadir, Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono, Anggota DPRD Partai Demokrat DKI Jakarta Diy Raditya Soesatyo, Sekretaris Jenderal Kelompok Penasihat Administrasi Senior PBB Karya Bhakti Wisnudi Bargowo, Perdana Menteri UNPERBA Teguh Djuharyanto dan United Nations School of Advanced Administration Wakil Presiden IPERBA Eming Sudiana, Wakil Presiden IIPERBA Ieming Sudiana, IIPERBA School of Science and Engineering Sugeng Suyatno dan Direktur dan Komisaris Unperba Hendro Irianto, Laras Shintya Puteri dan Widji Laksono. Pidato di depan umum sebenarnya berbeda Di dalam kelas, setiap siswa belajar di rumah. Pertemuan tatap muka yang diadakan di Auditorium UNPERBA terus dilakukan untuk menentukan prioritas program kesehatan bagi siswa, guru, dan akademisi UNPERBA.
Presiden ke-20 DPR RI tak lupa mengingatkan Mahasiswa harus rajin belajar.Mereka yang beruntung, karena karena alasan ekonomi dan kapasitas kampus yang terbatas (yang tidak bisa dibandingkan dengan jumlah siswa SMA), tidak semua lulusan SMA bisa mengenyam pendidikan tinggi. Lulusan.
Menurut Menurut data Kementerian Pembangunan Manusia dan Koordinasi Kebudayaan, sekitar 3,7 juta lulusan SMA. Sekitar 1,8 juta atau 48,6% orang tidak dapat mengenyam pendidikan tinggi, dan hanya sekitar 30% yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi.
“Sedang menempuh pendidikan Peningkatan jumlah siswa yang terus menerus akan berdampak pada kemajuan Indonesia di masa depan. Bansout mengatakan: “Selama pandemi Covid-19, itu mengubah paradigma pembangunan ekonomi sehingga tidak lagi fokus pada kota, tapi bisa mengandalkan desa.” Covid19. Mereka semua berusaha memenuhi kebutuhan negerinya sendiri, mereka tidak memiliki Indonesia bukan lagi negara, tidak perlu lagi mengimpor.
“Daerah yang luas, tanah yang subur dan kekayaan alam yang melimpah harusnya dapat membuat kita mandiri. Dimulai dengan kembalinya generasi muda ke pedesaan.“ Membangun usaha di desa, menjamin penghidupan kota dan menangani urusan global, ”jelas Bamsoet. -Pembawaan Pemuda Pancasila menjelaskan bahwa UNPERBA telah menyusun lima rencana penelitian atas dasar ini yang berdampak langsung pada kewirausahaan, antara lain S1 manajemen, akuntansi, industri pertanian, teknik mesin dan teknologi informasi. , Akan menyiapkan program penelitian medis. Visi organisasinya jelas: “Menjadi universitas kewirausahaan berbasis teknologi dengan kearifan lokal dan visi global”. Tetapi juga dapat membuka bisnis dan pekerjaan. Ini baru bagi komunitas Ya, agar usahanya berkembang pesat memang perlu menggunakan teknologi informasi. Oleh karena itu semenjak kuliah di UNPERBA mereka juga sudah mengenalkan teknologi informasi kepada mahasiswanya “, terang Bamsoet.

Wakil Presiden Kamar Dagang dan Industri menambahkan bahwa perkembangan teknologi informasi yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 juga telah mengubah tren dunia industri yang digital. Tenaga kerja, alam, dan mesin semuanya serba digital. Namun, penting untuk Menyadari bahwa selalu ada “orang” di belakang mesin “dan bahwa semua teknologi canggih diciptakan oleh manusia.
Oleh karena itu, kemajuan teknologi juga membawa tantangan yang harus diatasi dengan dua cara yaitu adaptabilitas dan inovasi .Terlambat dalam penguasaan teknologi. Jika inovasi dibutuhkan untuk menghadapi berbagai permasalahan, bangsa Indonesia dapat membuat kemajuan baru yang lebih baik dalam segala aspek. – “Kunci adaptasi dan inovasi adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bamsoet berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan akademik, budaya teknis, berdaya saing global, dan berbasis kepribadian dan karakteristik.