Ahmad Basarah mendesak masyarakat untuk berhenti menghina staf medis
Wakil presiden TRIBUNNEWS.COM-MPR, Ahmad Basarah, menyerukan kepada masyarakat untuk mengakhiri stigmatisasi staf medis yang berinteraksi dengan Covid 19. Dia percaya bahwa staf medis tidak hanya sangat dihargai untuk perawatan dan perawatan Covid-19 mereka. Sabar, tapi juga harus disebut “Pahlawan Medis Indonesia”.
—

—
—
—
—
—
—
—
—
—
—
—
), terutama perawat, tetap berada di sektor publik. Insiden terbaru terjadi ketika tiga perawat di Rumah Sakit Bangkano Solo, Jawa Tengah, digusur oleh pemilik rumah dari tempat mereka menyewa rumah di kawasan Grogol. , Diselenggarakan di Sukoharjo, Jawa Tengah awal pekan ini. Sekarang pindahkan mereka dan letakkan sementara di kamar lantai lima Rumah Sakit Solo Bangkano. Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Malang, Jakarta, Palembang, Gorontalo, Yogyakarta, dan Bandung. -Perawat harus menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur kebersihan yang ketat, seperti mengenakan peralatan perlindungan diri terbaik dan disiplin. Mereka juga tidak ingin terkena Covid-19. Oleh karena itu, mari kita gunakan hati nurani dengan benar dan perlakukan mereka seperti pahlawan, “jelas Basarah. Pertama, masyarakat belum paham tentang penyebaran virusnya. Kedua, informasi tentang Covid-19 lebih komprehensif dari sisi negatifnya yang menggugah kepedulian masyarakat. Ketakutan yang berlebihan. “Karena kombinasi dari kedua faktor ini, tidak hanya pasien Covid-19, tetapi juga mereka yang berada di garis depan dalam perawatan dan rehabilitasi pasien Covid, mengalami stigma. -19, ”ujar Basarah. -Untuk itu, dosen lulusan Universitas Islam Unisma (Unisma) ini mengajukan solusi, menyerukan kepada pemerintah, relawan, media massa dan pihak terkait untuk lebih mengedukasi masyarakat agar memiliki kualitas yang baik. Pengetahuan dan pemahaman Sosialisasi dan pencegahan masalah Covid 19 terutama dari segi peran dan kontribusi tenaga medis Hal ini dapat dicapai melalui dialog di televisi dan radio, iklan di media cetak, brosur dan brosur yang berisi edukasi. Education-19 .
“Kami adalah negara religius. Agama yang kita ikuti semuanya mengajarkan kebaikan. Perawat yang dikeluarkan menentang hati nurani, bukan kebaikan. Bukan perawat yang harus diusir dan dihindari, tapi bagaimana bekerja sama untuk mengusir virus dari tanah Indonesia, ” kata Baitul Islamicin Indonesia (Bamusi), sekretaris Dewan Pertimbangan PP.
Selain itu, sebagai jalan keluar lainnya Basarah menyarankan agar pemerintah dalam memberikan kursus pendidikan juga membangun tempat penampungan sementara bagi tenaga medis untuk jangka waktu tertentu, Kementerian Riset dan Teknologi juga mengubah gedung Wisma Wisma Puspiptek menjadi tempat penampungan kesehatan. Pekerja di Tangerang Selatan.
“Peran tenaga medis harus dihormati. Dalam hal ini, mereka mempertaruhkan nyawa dan mempertaruhkan nyawa. Masyarakat harus memberikan dukungan dengan menunjukkan simpati dan empati, daripada mengisolasi dan mengusir mereka, ” Barça Tarik menyimpulkan.