Pesisir dan pulau-pulau kecil masih menyusut, Gus Jazier: Semua pihak harus berperan
TRIBUNNEWS.COM-Pada 9 Juli 2020, Institut Sains Mambaul Falah Bawean (STIS), Kabupaten Gresik, Jawa Timur; Universitas Nusa Tenggara Barat dan Universitas Mataram bersama-sama menyelenggarakan acara “Revitalisasi Kekuatan Masyarakat Adat dan Pulau-Pulau Kecil Sepanjang Pesisir Indonesia. “Konferensi Internet. Hadir dalam sambutan tersebut Wakil Presiden MPR Jazilul Fawaid, Presiden Unisma Malang dan Forum Perdana Menteri Presiden PTNU Maskuri, Wakil Presiden STIS I Mambaul Falah Angky Soedrijanto dan Direktur Pengelolaan Ruang Laut KKP Aryo Anggono. Jazilul Fawaid atau biasa disapa Jus Jazil mengungkapkan, sebenarnya negara memiliki banyak regulasi yang mengatur urusan pesisir dan pulau-pulau kecil. Disebutkan bahwa regulasi tersebut antara lain regulasi tentang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta hukum laut. -Selain itu, Republik Demokratik juga membahas UU Kabupaten Pulau yang menjadi Rencana Prioritas Nasional 2020 (Prolegnas), ”kata politisi PKB.
Sesuai aturan yang ada, Pulau Bawang Gresik Kata orang, yang terpenting bagi Kabupaten Jawa Timur adalah implementasi. “Implementasi penting untuk mendorong masyarakat agar mampu menghasilkan sumberdaya yang lebih tinggi di wilayah pesisir atau pulau. Di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, Gus Jazil sangat mengetahui situasi Pulau Bawean. Pulau Bawean termasuk salah satu pulau kecil.

“Tingkat ekonomi masyarakat Bawean, termasuk nelayan, belum memiliki sistem pengelolaan. Ada keunggulan sumber daya, ”ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Gus Jazil mengirimkan surat kepada Aryo Anggono atas nama pemerintahnya. Pemerintah memasukkan Bawean sebagai bagian dari proyek tersebut, ujarnya “Saya memiliki harapan, keinginan dan inisiatif untuk menjadikan Bawean sebagai pulau yang terkenal dengan potensi bahari dan pariwisatanya. Ia menyatakan. Menurutnya, hal itu sudah dilakukan sejak 2018, saat ia meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mengikutsertakan Bawean dalam kegiatan wisata layar internasional. Keinginan Jazilul Fawaid itu terwujud karena sejak 2018 Pulau Bawean telah masuk dalam jalur pelayaran internasional, sehingga Bawean sudah dikenal banyak orang. Diduga daerah dan masyarakat yang terkena dampak kegiatan tersebut bagi pariwisata dan promosi Pulau Bawean belum banyak dipahami. Oleh karena itu, menurutnya masyarakat pesisir harus dibina dan diberdayakan. Tenaga dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia sehingga mampu mengelola alam dan wilayah pesisir.