Ada rumor gabung Gojek dan Grab, begitulah pandangan para analis keuangan

Laporan reporter Tribunnews.com Reynas Abdila-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Kabarnya Gojek dan Grab sudah merger. Berita tersebut telah dikomentari di banyak media asing termasuk Financial Times. Kabar merger tersebut mengemuka, kemungkinan karena status SoftBank sebagai pemegang saham mayoritas Grab kini berada di bawah tekanan.

SoftBank mengalami 17 kerugian besar di banyak perusahaan rintisan, dan rugi 7 miliar pada tahun fiskal 2019 Dolar. Poltak Hotradero, seorang analis dan konsultan pengembangan bisnis ekuitas Indonesia, mengatakan bahwa modal ventura SoftBank Vision Fund mengalami kerugian setelah membatalkan akun investasinya di WeWork (termasuk Uber Technologies Inc.).

“WeWork adalah kegagalan investasi yang paling mematikan,” kata Poltak kepada wartawan. , Senin (21 September 2020).

Menurutnya, laju bisnis Softbank Investment Corporation berada di bawah tekanan yang luar biasa.

Sebagian besar investasi Softbank terkonsentrasi pada transportasi industri dan layanan logistik. Terpengaruh langsung oleh Covid-19. — Baca: Penggabungan YLKI Grab dan Gojek: Ini Benar-Benar Akan Membebani Konsumen – Situasinya Semakin Rumit karena Belum lama ini Grab berjanji akan mengakuisisi saham Uber di Asia. Jika Grab gagal melakukan IPO sebelum 25 Maret 2023, ia dapat mengubah 23,2% saham Grab menjadi uang tunai.

Baca: BTN Incar Akusisi 25.000 Mesin EDC untuk Tingkatkan Pendapatan Komisi

“Kalau Hak Likuidasi Sahamnya, Grab Harus Bayar Uber $ 2,26 Miliar Atau Lebih. Ini Setara Dengan Saham Uber Terbitkan 409 juta saham milik Uber dengan harga $ 5,54, dengan tingkat bunga tahunan 6%.

Leave a Comment

download s128 apk_s128 apk_adu ayam saigon